Layu Bakteri Pada Tanaman Pisang


ˆ    Penyakit layu Bakteri atau penyakit darah disebabkan oleh Bakteri Ralstonia solanacearum atau lebih dikenal dengan nama Blood Disease Bacterium (BDB). Penyakit ini telah menyebar hampir di seuruh pertanaman Pisang di Indonesia. Serangan penyakit dapat terjadi pada seua ase pertumbuhan Pisang.

ciri-ciri penyakit Layu Bakteri pada pisang :

  1. Layu mendadak : tanaman pisang dapat menunjukkan gejala layu secara tiba-tiba tanpa gejala awal yang jelas.
  2. Daun berwarna kuning : daun-daun tanaman yang terineksi dapat berubah menjadi kuning dan megering.
  3. Pembusukan akar dan batang : bakteri ini dapat meyebabkan pembusukan pada sistem akan dan batang tanaman.
  4. Penyusutan pada buah : buah-buah Pisang juga dapat mengalami penyusutan dan berkembang tidak normal.
  5. Penyebaran melalui air dan alat pertanian : bakteri ini dapat menyebar melalui air irigasi, alat-alat pertanian yang terkontaminasi, dan melalui lalat pisang.
Penampakan Ralstonia solanacearum pada media :




Penampakan gejala yang bisa dilihat pada Tanaman Pisang yang terkena penyakit ini :

  1. Gejala pada buah akan nampak seperti di atas, gejalanya agak lambat. Umumnya buah hampir menyelesaikan proses pemasakan, kemudian tampak seperti dipanggang berwarna kuning coklat, layu dan busuk. Buah yang terserang isinya terlarut sedikit demi sedikit dan berisi cairan seperti lendir berwarna merah kecoklatan yang megandung sangat banyak bakteri.
  2. Gejala pada tajuk, baru tampak setelah timbulnya tandan buah. Mula-mula satu daun mudah berubah warna, dari ibu tulang daun keluar garis coklat kekuningan ke tepi daun. Dalam jangka satu minggu seua daun menguning dan menjadi coklat. Penularan atau infeksi dapat terjadi melalui pelukaan mekanis dan penularan melalui serangga.
  3. Bakteri menyerang pembuluh batang melalui akar dan mengeluarkan zat beracun hingga pembuluh tersebut mengeluarkan cairan berwarna merah seperti kecap/darah. Apabila pada batang terdapat luka, maka cairan akan keluar melalui luka tersebut. Adakalanya cairan keluar bersamaan dengan keuarnya jantung Pisang.
foto penampakan gejala pada batang pisang :



Pengendalian :
Cara kultur teknis & mekanis;

  • Pemberian pupuk organik (kompos, pupuk kandang); Penjarangan anakan; dipotong (setelah 30 cm) ±5 cm dari titik tumbuh; Rotasi dengan tanaman bukan inang; Pembuatan drainase, sanitasi lingkungan pertanaman; Menghindari terjadinya luka pada akar; Menggunakan benih sehat (bukan dari daerah serangan atau rumpun terserang; menggunakan benih dari kultur jaringan) atau benih baru setiap musim tanam; Sistem pindah tanam setelah tiga kali panen, maksimal 3 tahun; Pengapuran atau abu.
  • Lakukan sanitasi lahan yaitu disarankan tidak melakukan tumpang sari atau menanam pisang di lahan bekas pertanaman tomat, jahe, terung, rimbang/tekokak, meniran, leunca dan kelompok tomat-tomatan lainnya. Tanaman-tanaman tersebut diduga menjadi inang sementara bakteri R solanacearum.
  • Membuat drainase di kebun
  • Pengendalian serangga penular: ulat penggulung daun Erionata thrax L. Pengendalian dapat dilakukan secara mekanis. Serangga lainnya yang diduga sebagai perantara adalah Chloropidae, Platypezidae dan Drosophilidae.
  • Pemakain jenis pisang tahan seperti; Pisang Raja Kinalun dengan nama lokal pisang Perancis, atau pisang Sepatu Amora yaitu sejenis pisang kepok yang tidak mempunyai jantung, sehingga terhindar dari penyakit layu bakteri yang disebarkan oleh serangga.
  • Pembungkusan buah dengan plastik transparan untuk menghalangi kedatangan serangga penular. Dilakukan saat keluar jantung atau paling lama saat sisir pertama muncul.
  • Jangan membawa atau memindahkan bahan tanaman (bibit) dari lokasi yang telah terserang ke lokasi/daerah yang masih bebas penyakit.
  • Musnahkan rumpun pisang terserang dengan membongkar sampai ke akar-akarnya, lalu dipotong-potong, dimasukkan dalam kantong plastik, diberi formalin, dan ditutup rapat. Potong bunga jantan segera setelah sisir terakhir terbentuk, untuk menghindari infeksi serangga penular; Kondomisasi terhadap bunga.

Cara biologi hayati

  • Pemanfaatan agens antagonis seperti Pseudomonas fluerescens, Bacillus subtilis. (Entomopatogen), dengan atau tanpa kompos. Istilah lain dari jenis bakteri ini adalah PGPR (Plant Growth Promoting Rizobacter). Salah satu formulasi yang sudah ada dipasaran misalnya BIO-SPF. Formulasi BIO-SPF ini dalam bentuk serbuk kemasan 100gr. Penggunaan PGPR atau misalnya dalam hal BIO-SPF adalah dengan metode dikocorkan di pangkal batang dan juga perendaman bibit untuk antisipasi penyakit sejak dini.
Referensi :
1. https://agrokomplekskita.com/penyakit-layu-bakteri-pada-pisang/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Virus Kuning

Erwinia papayae Syn. Bacillus papayae

Pseudomonas solanacearum pada kacang tanah